Banjarmasin – MAN 2 Model. Dua jurnalis dari dua media berbeda memperkenalkan jurnalistik televisi dan jurnalistik investigasi kepada peserta Studium Generale Jurnalistik dalam rangkaian Pekan Jurnalistik II hari kedua yang digelar Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Lentera Universitas Islam Kalimantan (UNISKA) Muhammad Arsyad Al Banjari (MAB) Banjarmasin, di aula Graha Abdi Persada, Kamis (27/07/17).
Kedua jurnalis sebagai narasumber masing-masing dari media televisi Nanik Hayati, Kontributor CNN Indonesia dan media cetak Denny Setiawan, Pimpinan Umum Koran Banjar. Dalam sesi materinya, Nanik Hayati menyampaikan, jurnalisme televisi hampir sama dengan jurnalisme tulis. “Bedanya televisi lebih mengedepankan visual gambar dan audio, jadi unsur 5W 1H termuat dalam video dan selayaknya gambar bisa menceritakan suatu kejadian,” urainya.
Lebih lanjut, dalam jurnalisme televisi harus tetap mengutamakan berita yang sarat nilai (news value) dengan tetap memperhatikan Impact/Significance/Importance, or Consequence of an Event, semakin besar dampak atau pengaruhnya kepada masyarakat, semakin memiliki nilai berita (newsworthiness). Timeliness, semakin baru/ aktual semakin bernilai berita, Prominence, semakin terkenal orang yang diliput (tokoh,celebrity) atau terkait lembaga besar semakin bernilai berita (newsworthy) serta Proximity, tingkat kedekatan peristiwa dengan masyarakat, baik secara geografis maupun kepentingan atau harapan.
Selain itu jurnalis yang sempat menjadi penyiar TVRI Kalsel tahun 2005 ini juga memberikan tips menjadi jurnalis televisi. Selain harus mempunyai keterampilan menulis, keterampilan berkomunikasi, keterampilan mendengarkan, juga dituntut menguasai public speaking. “Tak kalah penting, harus kreatif dan punya rasa ingin tahu yang tinggi,” pungkasnya.
Di sesi berikutnya, jurnalis media cetak Denny Setiawan memaparkan materi jurnalisme investigasi. Menurutnya, jurnalistik investigasi membutuhkan observasi, riset, dan konfirmasi yang lebih tinggi dibanding hard news.
Sasaran liputan investigasi, lanjut Pimpinan Umum Koran Banjar ini berkaitan dengan kepentingan publik. “Investigasi tidak hanya hal-hal besar seperti politik dan kriminal saja, melainkan juga layanan publik, seperti pengelolaan sampah, air bersih, angkutan umum, dan hal lain,” tambahnya.
Pembina Jurnalistik MAN 2 Model, Taufikurrahman yang turut hadir mengharapkan kegiatan seminar dan studium generale yang digelar selama 2 hari tersebut bisa menambah pengetahuan dan wawasan di bidang jurnalistik untuk kemajuan madrasah.
“Selain memperkaya kemampuan dan meningkatkan kualitas diri, kegiatan ini menjadi bekal untuk membimbing peserta didik di madrasah sehingga mereka memiliki keterampilan jurnalistik yang memadai,” harapnya. (Rep/ Ft: Taufik).
Tinggalkan Komentar