Banjarmasin (MAN 2 Model) – Selama 2 hari berturut-turut, Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Model Banjarmasin menggelar In House Training Penyusunan Instrumen Penilaian Berkualitas Berbasis Higher Order Thinking Skill (HOTS) dan Aplikasi Computer Based Test (CBT) bagi tenaga pendidik MAN 2 Model Banjarmasin, 28 s.d 29 September 2018 di Aula PSBB.
Kegiatan secara resmi dibuka Kepala MAN 2 Model Banjarmasin, Jum’at (28/09/18) dan diikuti 83 orang guru, dengan narasumber tiga orang guru MAN 2 Model yang sebelumnya telah mengikuti Diklat Penyusunan Soal HOTS di tingkat Nasional dan Provinsi, yakni Rini Amini Sholeha, M.Pd, Minasari, M.Pd dan Dra. HJ. Bardiah.
Disambutannya, Kepala MAN 2 Model Banjarmasin Riduansyah, M.Pd mengungkapkan peningkatan kompetensi guru sangat penting untuk bisa mengembangkan dan memberi pembekalan yang tepat bagi para siswanya. Salah satunya dengan pemahaman bentuk-bentuk penilaian di dalam kurikulum 2013 revisi dan bagaimana menyusun soal yang berkualitas berbasis HOTS.
“Saya berharap guru-guru peserta pengembangan instrument penilaian berbasis HOTS ini semangat dalam menerima materi, sehingga ilmu yang didapatkan bisa langsung diterapkan,” harap Kamad.
Salah seorang narasumber Rini Amini Sholeha, M.Pd mengatakan soal HOTS tidak hanya masalah menghafal dan menyampaikan kembali informasi yang diketahui. Soal HOTS adalah soal yang membutuhkan berfikir tingkat tinggi yang merupakan kemampuan menghubungkan, memanipulasi dan mentransformasi pengetahuan serta pengalaman yang sudah dimiliki untuk berfikir kritis dan kreatif dalam upaya menentukan keputusan dan memecahkan masalah.
Lebih lanjut dikatakannya, pengembangan soal HOTS atau kemampuan berfikir tingkat tinggi tersebut memerlukan beberapa kriteria. Baik dari segi bentuk soalnya maupun konten materi subyeknya. Baik yang berbentuk pilihan ganda atau uraian.
“Secara umum sama dengan penulisan soal tingkat rendah, tetapi ada beberapa ciri yang membedakan,” jelas guru mata pelajaran Kimia tersebut.
Dibagian lain, Minasari, M.Pd menambahkan terdapat beberapa cara yang dapat dijadikan pedoman para penulis soal untuk menulis butir soal yang menuntut berpikir tingkat tinggi. Di antaranya materi yang akan ditanyakan diukur dengan perilaku. Misalnya sesuai dengan ranah kognitif Bloom dan setiap pertanyaan diberikan dasar pertanyaan (stimulus) dan soal mengukur kemampuan berpikir kritis.
“Agar butir soal yang ditulis dapat menuntut kemampuan berpikir tingkat tinggi, maka setiap butir soal selalu diberikan dasar pertanyaan atau stimulus. Bisa berbentuk sumber bahan bacaan seperti teks bacaan, paragraf, kasus, gambar, grafik, foto, rumus, tabel, daftar kata dan simbol, contoh, peta, film, atau suara yang direkam,” paparnya.
Kegiatan diakhiri dengan mempraktekkan menulis dan menyusun soal HOTS secara perumpun. Peserta terbagi dalam rumpun PAI, rumpun Bahasa, rumpun MIPA dan rumpun IPS. Soal HOTS di masing-masing rumpun selanjutnya akan dipresentasikan dan dibahas bersama dan dijadwalkan kembali untuk pertemuan berikutnya. (Rep/ Ft: Taufik)
Tinggalkan Komentar