Siswa/siswi MAN 2 Model (Manda) Banjarmasin melakukan gerakan mengumpulkan koin secara sukarela, Rabu (19/08/15) sebagai bentuk kepedulian terhadap dunia pendidikan, terutama terhadap lembaga/sekolah yang fasilitas sarana pendidikannya kurang memamadai atau dikenal dengan gerakan Sejuta Koin Pelajar.
Setiap kelas mereka datangi 28 kelas yang ada di Manda dengan jumlahuntuk meminta sumbangan berupa uang (koin). Meskipun rata-rata siswa/siswi hanya menyumbang sebesar Rp 1000,00/siswa, dengan total siswa Manda sebanyak 997 , maka hasilnya cukup lumayan.
Terkait dengan gerakan pengumpulan koin pelajar ini, M.Iksan, selaku salah satu anggota Forum Pelajar Indonesia dan siswa Manda kelas XI Bahasa menyatakan, “Koin yang kami kumpulkan ini akan kami serahkan kepada Yayasan Forum Pelajar Indonesia untuk selanjutnya disumbangkan lagi kepada sekolah-sekolah yang sarana/prasarananya tidak memadai,” ungkapnya.
Sementara itu, Humas Manda, Hasbi Wayhie, saat diminta konfirmasinya mengenai kegiatan pengumpulan koin ini menyatakan, pihak madrasah tidak mewajibkan siswa untuk memberikan sumbangan. Ini sifatnya sukarela, dengan harapan melalui pengumpulan koin ini mereka bisa merasakan saling berbagi dengan sesama pelajar yang kurang mampu se-Indonesia.
Gerakan Sejuta Juta Koin Pelajar merupakan gerakan kepedulian dari ISYF sebagai bagian dari implementasi dan aksi program Merah Putuh Gaya Gue (MPGG). Aksi ini pertama kali di launching pada 22 Desember 2013 di Blok M Plaza oleh 250 pelajar dari seluruh Indonesia pada saat pelaksanaan Forum Pelajar (FOR) Indonesia ke-5.
Gerakan Gerakan Sejuta Koin Pelajar merupakan gerakan pengumpulan Koin Rupiah dalam berbagai pecahan. Besaran 1 Koin dimaknai = Rp.1000 dengan demikian 1 Juta Koin = Rp. 1.000.000.000 (satu milyar rupaih).
Tujuan gerakan ini adalah membantu menyelesaikan sebagian kecil masalah pendidikan di Indonesia. Koin ini nantinya akan digunakan untuk memperbaiki ruang kelas, memperbanyak penyediaan buku bacaan di sekolah, membiayai penyediaan perlengakapan sekolah dan lain-lain.
Gerakan ini punya cita-cita besar bahwa tidak ada lagi anak putus sekolah di Indonesia. Awalnya gerakan ini akan dikhususkan di wilayah Papua dan Nusa tenggara Timur (NTT), tetapi setelah menerima masukan akan disesuaikan dengan tingkat kebutuhan, tentunya akan diprioritaskan bagi lokasi dan meraka yang paling membutuhkan (lokasi terluar, terpencil dan tertinggal). (Rep/Ft: Hasbi)
Tinggalkan Komentar