Banjarmasin – MAN 2 Model. Sebelum berangkat menuju pentas Festival Teater Remaja Nusantara (FTRN) Tingkat Nasional di Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, Grup Teater Tunas Banua MAN 2 Model Banjarmasin menggelar pentas pamit di Balairung Sari Taman Budaya Kalsel, Minggu (10/09/17) pukul 15.00 dan 20.00 Wita.
Pentas pamit diawali penampilan musikalisasi puisi dibawakan Sanggar Anam Banua dan pementasan naskah drama pendamping berjudul “Dunia Nyata Maya Dunia Maya Nyata” karya Riza Rahim.
Kegiatan dihadiri Kepala MAN 2 Model, Pembina Teater Tunas Banua, sejumlah seniman, mahasiswa dan siswa-siswi MAN 2 Model. Disambutannya, Kepala MAN 2 Model Riduansyah, M.Pd memberikan apresiasi kepada berbagai pihak yang terlibat dan turut mendukung terselenggaranya pentas pamit Teater Tunas Banua. “Pihak madrasah akan selalu mendorong setiap kegiatan yang bertujuan mengasah potensi dan prestasi anak didik, termasuk melalui ajang teater,” tutur Kamad.
Riduansyah berharap pentas pamit bisa dijadikan ajang evaluasi dan koreksi sebelum tampil di tingkat Nasional. “Semoga Teater Tunas Banua bisa memberikan yang terbaik guna mengharumkan nama MAN 2 Model dan Provinsi Kalsel,” pungkasnya.
Ketua Teater Tunas Banua M. Fikri Haikal mengungkapkan pada pentas pamit mereka menampilkan naskah drama berjudul Nyonya dan Nyonya (NN) dengan maksud agar masyarakat khususnya pegiat seni di banua bisa lebih dulu menyaksikan sebelum dipentaskan di ajang Nasional. “Pentas ini jadi ajang pemanasan bagi kami, sekaligus kami memohon doa dan dukungan seluruh masyarakat untuk kesuksesan kami berlaga di tingkat Nasional,” ungkapnya.
Sementara Sutradara Teater Riza Rahim menuturkan Nyonya dan Nyonya adalah naskah karya Motinggo Boesje yang menceritakan tentang sosok Tuan Tabrin, seorang petinggi yang melakukan korupsi demi memuaskan keinginan istrinya akan harta. Merasa bersalah karena telah korupsi, ia coba menenteramkan diri dengan menikahi wanita lain.
“Suatu hari, istri keduanya datang ke rumah istri pertamanya. Karena saking marahnya, kedua istri tersebut memarahi si koruptor. Frustasi, Tuan Tabrin justru menyerahkan diri pada polisi,” jelas Riza.
Riza menambahkan, dalam pentas pamit ini para aktor memainkan perannya dengan cukup apik dalam durasi satu setengah jam. Meski tergolong pemain baru, lima aktor yang terdiri dari siswa siswi MAN 2 Model ini cukup sukses mendalami karakternya masing-masing.
Terlepas dari segala kekurangan, Riza mengaku merasa bangga atas kerja keras anak didiknya. “Kemampuan para aktor seharusnya bisa lebih baik daripada sekarang namun saya tetap merasa bangga atas karya mereka,” pungkas dia.
Meskipun belum mendapatkan bantuan dana dari pemerintah daerah, dirinya berharap dana yang terkumpul dalam pentas pamit ini, bisa membantu biaya akomodasi untuk ajang FTRN yang rencananya berlangsung tanggal 16 s.d 23 September mendatang. (Rep/ Ft : Taufik)
Tinggalkan Komentar