Yogyakarta – MAN 2 Model Banjarmasin. Sekali merengkuh dayung, dua-tiga pulau dapat terlampaui, gambaran demikian nampaknya cocok disandangkan kepada kontingen Ekspo Madrasah Nasional 2017 MAN 2 Model Banjarmasin.
Selain menyertakan siswanya pada ajang pertandingan Ajang Kompetisi Seni dan Olahraga (Aksioma), mengikuti Ekspo Madrasah Nasional sekaligus melakukan studi banding ke beberapa madrasah favorit di Yogyakarta, Solo dan sekitarnya.
Satu diantaranya adalah MAN 2 Kulon Progo, Kamis (10/08/17). Berbeda dengan kunjungan ke MAN 2 Surakarta, fokos kunjungan kali tersebut dititikberatkan pada Program Pengembangan Perpusatakaan.
Meskipun, permasalahan boarding school dan program keterampilan turut disertakan, tetapi dalam porsi yang lebih kecil. Rombongan kunjungan MAN 2 Model Banjarmasin disambut hangat Plt Kepala madrasah, Wakamad Kurikulum, Kesiswaan, Humas, Kepala Perpustakaan, Kepala Tata Usaha dan beberapa orang guru MAN Kulon Progo.
Sementara tim kunjungan MAN 2 Model di wakili Wakamad Humas, Kepala Asrama Ma’had AT-Tanwir, guru keterampilan, bendahara komite serta ketua OSIS. Plt MAN 2 Kulon Progo menyatakan pada moment tersebut sebaiknya menjadi tukar-menukar informasi guna kepentingan kemajuan bersama sesama madrasah. “MAN 2 Kulon Progo dan MAN 2 Model Banjarmasin saya anggap seperti saudara. Jadi, sudah pada tempatnya kita masing-masing berbagi pengetahuan dan wawasan,” paparnya.
Kesempatan yang baik itu benar-benar dimanfaatkan secara maksimal oleh tim kunjungan MAN 2 Model Banjarmasin dan guna keefektivitasan pembelajaran, masing-masing anggota dibagi berdasarkan studi yang dikaji. ada yang mengkaji tentang keterampilan, boarding school, PPDB dan secara intensif mengkaji tentang perpustakaan.
“Kajian terakhir inilah yang betul-betul difokuskan. Mengingat perpustakaan MAN 2 Kolon Progo merupakan perpustakaan dengan segudang prestasi bahkan sastu-satunya perpustakaan yang mampu meraih akreditasi A se-DIY dari Baperpus Pusat,” kata salah satu guru MAN 2 Model Banjarmasin Munirah yang dalam hal tersebut membidangi sistem IT.
Menurutnya, jika dibanding dengan perpustakaan MAN 2 Model Banjarmasin sendiri maka, akan tampak banyak hal kekurangan yang mesti dibenahi. Diantaranya adalah belum adanya sistem digitalisasi perpustakaan, sarana dan prasaranya, kerjasama yang minim serta jumlah pengunjung yang belum begitu memadai.
“Dengan studi banding ke perpustakaan ini, nampaknya hal pertama yang harus kita usulkan ke madrasah adalah pengembangan program digitalisasi. Hal ini tentunya memerlukan ahli IT yang harus diterjunkan,” ungkap Munirah. (Rep/ Ft: Hasbi)
Dibaca 124x
Tinggalkan Komentar