Barang bekas atau bahan sudah tidak terpakai biasanya akan berakhir di tempat sampah. Namun, tidak bagi siswa kelas XII IPA1 di MAN 2 Model (Manda) Banjarmasin. Mereka justru tampil atraktif dan percaya diri menggunakan aneka bahan bekas tersebut.
Para siswa kelas XII IPA1 ini memilih mengenakan kostum dan aksesoris yang terbuat dari bahan bekas, seperti limbah plastik, koran bekas, hingga limbah kayu dan dedaunan saat memeriahkan “Manda Banjar Fashion Carnival” di halaman Manda, Sabtu (06/02/16).
Sebanyak 39 siswa kelas XII IPA1 ini mengenakan kreasi berbagai aksesoris unik dari bahan bekas, seperti rompi, topi dan gaun yang terbuat dari limbah plastik dan koran.
Walaupun terbuat dari barang bekas pakai, kebanyakan kostum yang dikenakan oleh para siswa XII IPA1 rapi dan enak dipandang karena telah dirancang semenarik dan sekreatif mungkin. Dilihat dari kejauhan, pakaian yang mereka kenakan akan terlihat seperti pakaian pesta kerajaan atau produk fashion lain pada umumnya.
Namun, ketika dilihat lebih dekat atau disentuh menggunakan tangan, baru akan ketahuan mereka mengenakan pakaian yang terbuat dari bahan plastik bekas, keresek, kertas koran, atau dedaunan.
“Hampir semua gaun ini terbuat dari keresek berwarna merah. Cukup nyaman dipakai. Saya sangat senang bisa mengenakannya di acara Banjar fashion carnival ini dan menunjukkan kepada masyarakat bahwa dengan kreativitas, sampah apapun bisa didaur ulang menjadi barang yang bagus,” tutur Nabila, mewakili kelas XII IPA1.
Hal senada diucapkan Karina Novinati. “Saya senang bisa mengikuti acara ini walaupun harus mengikuti karnaval sambil berjalan kaki. Pakaian yang saya kenakan sebagian besar terbuat dari plastik. Aksesoris bawah terbuat dari koran bekas,” tutur siswi yang akrab disapa Rina ini.
Event yang digelar dalam rangka menyambut HUT Manda ke-26 bertajuk Manda Banjar Fashion Carnival mengusung tema “The Beauty of MAN 2 Model Banjarmasin” menurut Madrasah Dra. Halimatussa’diah, M.Pd, gelaran semacam ini dilaksanakan agar siswa Manda lebih mencintai adat dan budaya daerah, di samping juga melatih agar mereka senantiasa menjaga kebersihan lingkungan sekitar.
Kamad berharap supaya siswa lebih memahami masalah penanggulangan sampah dan mengerti kalau sampah pun bisa digunakan kembali atau didaur ulang menjadi barang-barang yang lebih berguna.
“Dengan 3R, kita bisa mengurangi volume sampah yang ada di Kota Banjarmasin. Siapa lagi yang akan mencintai dan memerhatikan lingkungan kita selain diri kita sendiri,” tutup Kamad. (Rep/ Ft: Taufik)
Dibaca 107x
Tinggalkan Komentar